Wednesday 31 July 2013

Kejanggalan-Kejanggalan Film 5 cm


1357354430404103347
Poster Film 5 cm (ceritamu.com)

Salah satu kelemahan film Indonesia yang diadaptasi dari novel, adalah kurangnya memperhatikan detail. Kejanggalan fatal scene film 5 cm juga masih berkutat pada terabaikannya detail. Begitu kita keluar dari gedung bioskop, barulah kita menyadari ada adegan-adegan film atau scene yang nyata-nyata tidak masuk akal!
Para kru film tersebut bisa saja berdalih, terabaikannya detail di film 5 cm lantaran tidak mungkin menuangkan gagasan utama dari sebuah novel 5 cm beratus-ratus halaman karya Donny Dhirgantoro ke dalam satu setengah hingga dua jam pertunjukan. Atau bisa juga mereka berkilah, adegan-adegan dari film 5 cm tersebut atau scene telah disunting sedemikian rupa. Dan masih ada seribu satu alasan yang akan mereka kemukakan menyangkut detail.
Sekurang-kurangnya saya mencatat 3 (tiga) kejanggalan fatal scene seusai menonton film 5 cm yang disutradarai Rizal Mantovani, dengan para pemeran: Herjunot Ali (Zafran), Raline Shah (Riani), Fedi Nuril (Genta), Igor Saykoji (Ian) dan Denny Sumargo (Arial) dan Pevita Perace (Dinda) sebagai berikut:
Pertama, adegan Ian berlari-lari mengejar ketinggalan kereta. Terkesan lebay getu. Soalnya kalau kita mengejar kereta di stasiun tidak perlu demi solidaritas teman. Masuk dari pintu gerbong belakang manapun –walau si kereta telah berjalan pelan-pelan– niscaya nanti akan ketemu temannya. Masak ada beberapa gerbong melintas, si Ian musti mengejar teman-temanya yang menunggu harap-harap cemas yang ada di gerbong depan? Ia pun bisa meloncat di pintu belakang gerbong di mana teman-temannya berada… :)
film-5-cm-5-sahabat-sutradara-rizal-mantovani
Kedua, tertimpa reruntuhan bebatuan saat mendaki jelang puncak gunung. Ini adegan film yang tidak masuk akal. Melecehkan korps pencinta alam manapun. Padahal di scene film 5 cm sebelumnya, tertayang rombongan pendaki gunung lain yang juga tengah menuju puncak di depan rombongan Genta. Logikanya pula, di belakang rombongan Genta masih ada rombongan pendaki lainnya. Sekonyong-konyong, Genta dan kawan-kawan mendapat musibah terkena longsoran bebatuan. Sampai Ian pingsan, dan teman-temannya mengkhawatirkan keselamatan diri dia.
Aneh bin ajaib. Tidak ada satu pun rombongan pendaki gunung lain yang ikut menolongnya. Seolah-olah musibah tersebut terpusat pada diri mereka. Dengan kata lain, mereka berenam saja yang naik ke puncak gunung. Di belahan dunia manapun, korps pencinta alam umumnya, dan pendaki gunung khususnya terkenal dengan solidaritas pertemanan yang tinggi. Mereka akan bahu-membahu menolong sesama pendaki gunung yang mengalami musibah. Tidak peduli latar belakangnya.
Di film 5 cm, tidak mencuat spirit solidaritas antar sesama rombongan pendaki gunung. Kecuali adegan tatkala salah satu rombongan Genta meminta air, dan diberi satu botol minuman oleh rombongan lainnya. Soal inipun sesungguhnya juga janggal, mengingat biasanya rombongan pendaki gunung akan bertanya lebih dahulu sumber air terdekat yang ada.
Ketiga, orasi di puncak gunung Semeru atau Mahameru. Tatkala rombongan Genta mencapai puncak pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus, mereka menancapkan bendera dan melakukan upacara. Tak tahu asal muasalnya, sungguh aneh tiba-tiba sudah banyak pendaki gunung lain yang berkerumum. Terasa ganjil juga, Genta, Arial, Zafran, Riani, Ian dan Dinda berdiri ekslusif seolah-olah jadi rombongan utama. Yang lain hanya ikut-ikutan. Mustinya semua rombongan yang ada bercampur baur. Untuk menunjukkan semangat kebersamaan, persaudaraan antar sesama dan perasaan senasib sepenanggungan….
Lebih ajaib lagi, di puncak gunung Genta dan kawan-kawan berorasi tentang keindahan panorama tanah air. Sembari mengulang kalimat-kalimat mantra yang sudah diucapkan sebelumnya: “Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak berbuat dari biasanya, mata yang akan menatap lebih banyak dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas. Serta mulut yang akan selalu berdoa….” :)
Penulis skenario film 5 cm mustinya lebih bisa menjiwai suasana di suatu puncak gunung, dan piawai dalam mengadaptasi sebuah novel. Melakukan orasi bukanlah cara umum yang dilakukan para pendaki gunung di belahan dunia manapun. Ketimbang orasi, jika ingin memaksakan nilai patriotisme dan nasionalime lebih elegan jika, misalnya, melakukan sujud syukur semuanya atau mencium bendera merah putih satu per satu dengan keharuan sembari menitikkan air mata sebagai perlambang kecintaan akan tanah air.
Detail tetaplah detail. Dengan demikian, dibutuhkan kecermatan dan ketelitian tingkat tinggi dalam pengambilan gambar agar tidak nampak segi-segi yang janggal secara logika umum. Riset lebih mendalam adalah kuncinya. Baik pra maupun pasca sebelum film diedarkan ke khalayak publik. Juga pelibatan banyak keahlian dan kompetensi orang seputar tema sentral film.
Film-film asing (antara lain produksi Holywood) bergenre abad-abad lampau, misalnya, pemilihan kostum atau asesoris yang dipakai para pemeran film diperhatikan dengan saksama. Tak jarang para kru film mendatangkan sejarawan, arkeolog, psikolog dan sebagainya untuk dimintai masukannya tentang film yang akan diproduksi. Pendek kata, detail sangat diperhatikan. Sungguh lucu kan, sebagai contoh, film berlatar Perang Dunia I para serdadu yang tengah berperang menggunakan senapan AK-47? :)
****
Secara umum, sebagai tontonan Film 5 cm cukup baik. Menghibur. Para pemerannya juga memiliki talenta berakting baik. Pula cukup menjiwai peran yang dibawakan. Raline Shah dan Pevita Pierce tidak pula hanya jual tampang. Lumayan aktingnya.
Sebagai tuntunan, film dengan ‘side mission‘ mengenalkan keindahan panorama alam Indonesia nan eksotik dan spirit mencintai tanah air Indonesia patut diapresiasi. Namun perlu digarisbawahi, mencintai negeri ini bukan sekedar lewat kata-kata belaka… ia musti diejawantahkan melalui tindakan nyata.
Oya, ada sebuah scene yang saya sendiri kurang setuju. Hanya lantaran pengalaman dramatis ke puncak Semeru, Ian yang diperankan Igor Saykoji membatalkan niatnya studi lebih lanjut ke manca negara. Studi master ke kota Manchester Inggris. Alasannya karena ia mencintai Indonesia.
Mencintai dan berbakti buat negeri letaknya pada komitmen di hati. Bukan karena soal studi di dalam negeri atau luar negeri. Banyak pendiri republik ini, seperti Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Tan Malaka, Tjipto Mangoenkoesoemo, Soetomo dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) bersekolah di luar negeri. Namun, apakah mereka kurang patriotis dan nasionalis? Mereka tetap patriotis dan nasionalis sejati. Ketika mereka kembali ke Indonesia, jiwa dan raga mereka ditasbihkan hanya untuk kemajuan dan kejayaan tanah air tercinta Indonesia.
Para pendiri republik tersebut memiliki mimpi-mimpi dan keyakinan yang mereka percayai untuk kemajuan tanah airnya, sebagaimana sebuah dialog dalam film 5 cm, “yang bisa dilakukan seorang makhluk bernama manusia terhadap mimpi-mimpi dan keyakinannya adalah mereka hanya tinggal mempercayainya….”

Pekerjaan yang Cocok Dilakukan Mahasiswa

Kamu mahasiswa yang sudah memiliki alasan untuk berkerja walaupun masih kuliah? Apapun alasanmu, baiknya kamu siap dengan risiko yang akan kamu hadapi. Sebab, peran ganda akan menuntut tanggung jawab ganda pula. 

Kira-kira, pekerjaan apa ya, yang mungkin cocok dilakukan oleh mahasiswa? Pasalnya, tidak semua jenis pekerjaan mampu diemban olehmu yang masih memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan studi.

Kalau kamu bingung, Yuk simak pekerjaan apa saja yang sekiranya cocok untuk dilakukan olehmu versi huffpost college yang okezone kutip, Minggu (7/8/2011).

1. Penulis Online
Cocok dilakukan oleh mahasiswa karena selain gaya hidup dalam jaringan (daring/online) sangat dekat dengan kehidupanmu. Kamu bisa melamar ke portal berita online atau menjadi penulis konten website di satu perusahaan.

Bahkan sekarang perusahaan-perusahaan sedang gencarnya melakukan promosi melalui media sosial , dari pengakuan mahasiswa yang berkerja sebagai penulis konten media sosial, gaji yang diterima cukup untuk membiayai kuliahnya loh!

2. Tutor
Kamu bisa mengajukan lamaran ke tempat belajar non formal seperti tempat kursus, les, atau lainnya. Selain bisa mendapatkan dana tambahan, kamu juga bisa mendapat banyak pelajaran. Konon, semakin kita mentransfer ilmu yang telah kita dapat, maka akan semakin membuat kita merasa kurang, itulah yang membuat kita semakin giat mencari pengetahuan untuk menunjang transfer ilmu selanjutnya.

3. Humas
Tidak hanya cocok untuk mahasiswa jurusan komunikasi, tetapi jurusan lain pun bisa cocok dengan pekerjaan ini. Kehumasan memiliki fleksibilitas waktu yang bisa kamu sesuaikan dengan jadwal kuliahmu, selain itu, bekrja di bidang kehumasan bisa meluaskan jaringanmu loh!

4. Staff Admin
Biasanya cocok untuk magang, tetapi enggak ada salahnya untuk dicoba. Gaji untuk staff admin lumayan untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi agak kurang fleksibel untuk jam kerjanya. Mungkin kamu yang ambil kuliah malam cocok dengan pekerjaan ini.

5. Staff Peneliti
Cocok untuk kamu yang suka melakukan penelitian. Pekerjaan ini agak jarang sih, tetapi bukan berarti enggak ada. Kamu bisa bantu dosenmu yang kiranya sedang melakukan penelitian, atau melamar di lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) suatu perusahaan. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang cukup prospektif untuk kamu mahasiswa dengan jurusan ilmu eksak.

6. Hospitality
Ini bukan pekerjaan yang berhubungan dengan rumah sakit ya. Mungkin kamu bingung, hospitality  itu pekerjaan jenis apa sih? Hospitality itu pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan, misal karyawan restoran atau hotel, seperti koki, pramusaji, housekeeping dan lainnya. Walaupun terkesan enggak menjanjikan dalam hal karir, tetapi jangan salah persepsi loh,  selain menjanjikan waktu kerja yang fleksibel, pendapatannya juga cukup lumayan. Apalagi jika restoran atau cafenya popular, konon tipsmu bisa lebih besar dari gajimu!

7. Jasa Marketing
Bagi kamu yang ingin berwirausaha selepas kuliah, pekerjaan ini cocok banget. Apalagi kamu lakukan saat kuliah, maka mental marketingmu akan terasah. Ajukan dirimu sebagai marketing officer, selain waktu kerja yang fleksibel, kamu bisa menambah jaringan juga loh.

8. Jasa Antar-Jemput
Enggak punya waktu untuk membuat CV atau malas menyesuaikan waktu dengan pekerjaan? Pekerjaan ini mungkin terdengar menggelitik, tetapi bisa menghasilkan uang tambahan yang lumayan. Jika kamu memiliki kendaraan, kamu bisa menawarkan tetanggamu untuk mengantarkan anaknya sekolah tiap pagi dan menjemput mereka sepulang sekolah atau menawarkan mengantar mereka ke kantor dengan meminta bayaran perbulan. 

Pengakuan mahasiswa "ojek" di daerah Depok, dia bisa mendapatkan Rp1 juta per bulan dengan jumlah pelanggan 3 orang. 

Nah, jadi kamu mau pilih yang mana? Baiknya pilih yang sesuai dengan minat, jurusan kuliah dan waktu kuliahmu. Yang terpenting jangan sampai menganggu studimu ya!  (dty)